INIBACA.COM | BANJARNEGARA — Pasca diterjang tanah longsor ablas tebing Kalipetung pada Jumat (25/11/2022) lalu, pinggiran jembatan jalan menuju antar desa dari Desa Duren ke Desa Kebondalem, Kecamatan Bawang amblas di dusun Kalipetung, warga RT 1 RW 2 Desa Duren, Kecamatan Pagedongan, kabupaten Banjarnegara belum juga mendapat penanganan.
Merespons kondisi ini, warga Desa Duren berinisiatif membangun kembali jalan yang amblas tersebut secara swadaya karena satu-satunya akses ke Sekolah SDN Duren dan jalan Menuju Kantor Desa Duren.
Kades Duren, Rasmanto menuturkan diperkirakan jika dianggarkan mencapai ratusan juta rupiah, langkah tersebut diambil warga karena jalan tersebut merupakan satu-satunya akses menuju ke Sekolah SDN Duren dan Kantor Desa.
Jalan ini sebagai prioritas meski tidak dianggarkan dalam dana desa, karena adanya bencana ablas tanpa diperkirakan tersebut.
“Kejadian itu kami sudah berusaha dan mencoba meminta bantuan kesana kemari sebagai upaya prefentif agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah, namun karena sudah akan memasuki Bulan Desember, sedangkan anggaran Dana desa untuk Plot fisik sudah di poskan ke Alokasi yang lain dan lebih besar pada BLT, maka Sebagai Kades berupaya semaksimal mungkin. Alhamdulillah, warga rela berinisiatif tanpa komando berswadaya baik dengan Tenaga, kendaraan dan ada yang membantu material seperti semen, Alat berat bego ini, kami minta bantuan karena sedang ada proyek disekitar sini agar dimintai kesediaanya untuk membantu satu sampai tiga hari untuk mengeruk marerial sirtu, sehingga jalan amblas segera diatasi,” ujarnya, saat ditemui Tim Investigasi DPC Aliansi Wartawan Indonesia Banjarnegara, pada Sabtu (26/11/2022) siang.
Langkah swadaya juga dilakukan warga dikarenakan melihat dari pengalaman sebelumnya kejadian ini diantisipasi agar tidak menjadi merembet dan Jembatan putus sehingga Akses menuju desa tetangga terputus, anak anak menuju ke Sekolah dan Kantor desa ataupun ketetangga desanya harus menyebrang kalipetung.
Rasmanto yang biasa panggil kades Penjol menyebut, inisiasi gerakan swadaya dimulai oleh warga dua RW. Rencana swadaya kemudian dimatangkan pada rapat perencanaan pembangunan yang dilakukan pada Jumat (25/11/2022) dan pada Hari Sabtu ini dimulailah kerja bakti bergotongroyong melakukan pondasi Tebing pinggir jembatan yang amblas.
“Kemarin hanya rembugan sebentar dengan inisiatif dari warga. Setelah ini warga akan menggalang dana secara swadaya bahu membahu yang sebelumnya akan disosialisasikan oleh para Ketua RT teknisnya. Ini sifatnya himbauan jadi tidak ada paksaan,” jelas Rasmanto.
Ditempat lain Marwanto warga yang sering melintas jalan tersebut apabila tidak segera diperbaiki akan merempet menyebabkan terputusnya jembatan kali Petung.
“Memang ini sangat mendesak, kita tidak bisa terus menunggu perbaikan dari pemerintah kabupaten ataupun provinsi. Kemungkinan paling cepat 2023, itupun kalau ada. Namun kita harap ada dana turun sehingga bisa mendorong pembangunan lebih kuat,” tukasnya.
Pantauan dilokasi, menunjukkan warga sudah mulai bergerak melakukan perbaikan. Bebatuan di bawah longsoran diangkut secara gotong-royong mempersiapkan pembangunan.
Salah seorang warga, Slamet mengatakan pasca didera tebing jembatan amblas warga menjadi amat kesulitan saat melakukan aktifitas sehari-hari menuju ke jalan tersebut. Langkah antisipasi tersebut dilakukan warga dengan tujuan menghindari timbulnya korban akibat longsor susulan.
“Kita menghindari ada korban. Terjatuh saat melintas kejembatan itu menggunakan kendaraan, Apalagi jalan ini digunakan oleh anak-anak sekolah setiap hari. Kalau menunggu terus lama, masa harus nunggu korban jatuh,” ucapnya. (Agus P / One)