INIBACA.COM | SELAYAR — Kisruh masalah makian yang dialami oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tarupa, Ridwan, S. Pd, yang diduga dilakukan oleh salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Selayar, kini berbuntut panjang.
Ketua BPD Tarupa Ridwan, S. Pd saat dikonfirmasi oleh awak media pada Jumat, (24/03/2023), menyampaikan pihak keluarganya kecewa dan sangat tidak menerima perlakuan yang dialami dirinya yang dilakukan oleh salah seorang anggota dewan terhormat Dapil IV DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar.
"Sangat kecewa dan disayangkan kenapa seorang anggota Dewan terhormat bersikap seperti itu, selain keluarga tersinggung teman-teman di adhoc PABPDSI Kabupaten Kepulauan Selayar juga tersinggung," ujar Ridwan.
Orang nomor satu di lembaga BPD Desa Tarupa ini, menyampaikan hingga hari ini belum ada etikad ataupun niat baik dari oknum anggota sekaligus Ketua Komisi di DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar untuk melakukan klarifikasi ataupun meminta maaf.
"Beliau harus minta maaf lewat media, untuk memberikan contoh bahwa tindakan itu tidak baik. Ya beliau yang nelpon secara pribadi memakai nomor ponselnya. Saya cuma mau tahu kenapa terlalu dalam masuki ruang BPD. Belum ada juga klarifikasi dari Pak Ardi sendiri ke Media ya?," Beber Ridwan.
Sebelumnya, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tarupa, Ridwan, S. Pd mendapatkan telpon, yang diduga berupa nada ancaman dari salah seorang oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Selayar, pada Kamis, (23/03/2023) pukul 16.05 Wita.
BACA JUGA: Ketua BPD Desa Tarupa Mengaku Dimaki Oknum Anggota DPRD Kepulauan Selayar Usai Musrenbang
Sangat disayangkan salah seorang oknum anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar Dapil IV, berinisial MA tiba-tiba pada sore hari menelpon bernada ancaman terhadap Ketua BPD Tarupa pasca rapat evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun 2022 dan hasil Musrenbang tahun 2023.
"Saya dihubungi via telpon sore hari, dan kebetulan saat itu tengah bertamu di rumah salah seorang warga. Saat ditelpon Oknum tersebut langsung bertanya, Ketua BPD ini?. Saya menjawab Ya Saya," jawab Ridwan.
Lanjut Ridwan menirukan, oknum tersebut memperkenalkan diri lewat telpon "Saya Ardi kamu tahu saya?" Oknum tersebut juga langsung bertanya kepada saya kenapa ada evaluasi-evaluasi begitu, kenapa tidak evaluasi saja si H. Muspian. Saya tunggu kau di Benteng, kamu tidak tahu saya? ujar MA.
Mendapat telpon bernada tak sedap itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tarupa berupaya menjelaskan masalahnya. Sayangnya, saat itu juga HP disebrang sana langsung dimatikan.
"Saya baru mau menjawab langsung dimatikan, seharusnya beliau bertanya atau tabayyun bahasa agamanya. Jangan langsung bicara dengan nada tinggi dan ancaman. Lucu saya rasa, apa hubungannya dengan Rapat Hasil Evaluasi RKPDes 2022 dan Musrenbang 2023 yg dilaksanakan oleh BPD Tarupa dengan beliau?," ujar Ridwan.
Seharusnya, beliau lebih tau dari pada kami anggota BPD ini, karena beliau adalah anggota DPRD dan sudah pengalaman terkait kegiatan seperti itu. Ini malah menunjukkan sikap ketidak profesionalannya sebagai pejabat dan wakil rakyat.
Lanjut Ketua BPD, Saya minta konfirmasi penjelasan via Whatsapp kepada Pejabat Kapala Desa Tarupa untuk minta klarifikasi soal tekanan itu, tapi sampai sekarang belum di klarifikasi ataupun dibalas. (Tim).
Ketua BPD Tarupa Ridwan, S. Pd saat dikonfirmasi oleh awak media pada Jumat, (24/03/2023), menyampaikan pihak keluarganya kecewa dan sangat tidak menerima perlakuan yang dialami dirinya yang dilakukan oleh salah seorang anggota dewan terhormat Dapil IV DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar.
"Sangat kecewa dan disayangkan kenapa seorang anggota Dewan terhormat bersikap seperti itu, selain keluarga tersinggung teman-teman di adhoc PABPDSI Kabupaten Kepulauan Selayar juga tersinggung," ujar Ridwan.
Orang nomor satu di lembaga BPD Desa Tarupa ini, menyampaikan hingga hari ini belum ada etikad ataupun niat baik dari oknum anggota sekaligus Ketua Komisi di DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar untuk melakukan klarifikasi ataupun meminta maaf.
"Beliau harus minta maaf lewat media, untuk memberikan contoh bahwa tindakan itu tidak baik. Ya beliau yang nelpon secara pribadi memakai nomor ponselnya. Saya cuma mau tahu kenapa terlalu dalam masuki ruang BPD. Belum ada juga klarifikasi dari Pak Ardi sendiri ke Media ya?," Beber Ridwan.
Sebelumnya, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tarupa, Ridwan, S. Pd mendapatkan telpon, yang diduga berupa nada ancaman dari salah seorang oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Selayar, pada Kamis, (23/03/2023) pukul 16.05 Wita.
BACA JUGA: Ketua BPD Desa Tarupa Mengaku Dimaki Oknum Anggota DPRD Kepulauan Selayar Usai Musrenbang
Sangat disayangkan salah seorang oknum anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar Dapil IV, berinisial MA tiba-tiba pada sore hari menelpon bernada ancaman terhadap Ketua BPD Tarupa pasca rapat evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun 2022 dan hasil Musrenbang tahun 2023.
"Saya dihubungi via telpon sore hari, dan kebetulan saat itu tengah bertamu di rumah salah seorang warga. Saat ditelpon Oknum tersebut langsung bertanya, Ketua BPD ini?. Saya menjawab Ya Saya," jawab Ridwan.
Lanjut Ridwan menirukan, oknum tersebut memperkenalkan diri lewat telpon "Saya Ardi kamu tahu saya?" Oknum tersebut juga langsung bertanya kepada saya kenapa ada evaluasi-evaluasi begitu, kenapa tidak evaluasi saja si H. Muspian. Saya tunggu kau di Benteng, kamu tidak tahu saya? ujar MA.
Mendapat telpon bernada tak sedap itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tarupa berupaya menjelaskan masalahnya. Sayangnya, saat itu juga HP disebrang sana langsung dimatikan.
"Saya baru mau menjawab langsung dimatikan, seharusnya beliau bertanya atau tabayyun bahasa agamanya. Jangan langsung bicara dengan nada tinggi dan ancaman. Lucu saya rasa, apa hubungannya dengan Rapat Hasil Evaluasi RKPDes 2022 dan Musrenbang 2023 yg dilaksanakan oleh BPD Tarupa dengan beliau?," ujar Ridwan.
Seharusnya, beliau lebih tau dari pada kami anggota BPD ini, karena beliau adalah anggota DPRD dan sudah pengalaman terkait kegiatan seperti itu. Ini malah menunjukkan sikap ketidak profesionalannya sebagai pejabat dan wakil rakyat.
Lanjut Ketua BPD, Saya minta konfirmasi penjelasan via Whatsapp kepada Pejabat Kapala Desa Tarupa untuk minta klarifikasi soal tekanan itu, tapi sampai sekarang belum di klarifikasi ataupun dibalas. (Tim).