INIBACA.COM | SOPPENG — Kementerian Agama Soppeng mendapatkan sorotan dari kalangan ahli sastra bugis dan warga masyarakat soppeng.
Baju batik persatuan Kemenag Soppeng yang didesain oleh tim (red), yang dipakai oleh ratusan kalangan ASN dan honorer Kementerian Agama Soppeng tersebut bertuliskan lontara bugis jika dibaca bermakna "Sope-Sope" artinya bukan nama Soppeng tapi maknanya Sope (Robek).
Terkait penulisan Soppeng jadi (Sope-Sope) menuai keritikan tegas dari Anwar Paturusi Ketua LSM Sidik Soppeng dia menilai tulisan " Sope-Sope" tersebut telah melukai masyarakat Soppeng, seharusnya sebelum dicetak ditanyakan dulu ke para ahli sastra bugis yang memahami lontara bugis terkhusus Soppeng, jelas dia.
Anwar menambahkan, Soppeng ini adalah tanah kelahiran kita yang kita cintai, kita tidak mau kata Soppeng di artikan Sope-Sope (Sobek) soal kata SOPPENG dalam bahasa lontara memang tidak ada ejaan NG dalam kamus lontara, soal tulisan SO dan PE berpisah, kan bisa diubah jadi kata lain misalnya Yasisoppengi, jangan paksakan penulisan Sope-Sope, terang dia.
Yang jelas penulisan kata " Sope-Sope (Soppeng) telah melukai kami selaku warga Soppeng dan kami akan mengambil langkah berikutnya terkait penulisan ini, sambung Anwar.
Anwar Paturusi juga akan ke kantor Kemenag di Makassar membahas terkait beredarnya baju batik seragam ASN dan Sukarela kementerian agama Soppeng yang bertuliskan Soppeng jadi Sope-Sope (Robek), tukas dia
Ditambahkan, oleh keterangan Ahli Dr. Karim menangapi Tulisan Sope, mengatakan memang penulisan nama daerah perlu kehati-hatian karna ini menyangkut simbol nama daerah, apa lagi tulisannya berjarak, mungkin niatnya untuk seni, namun masyarakat bisa menafsirkan lain, kata Dr. Karim
Dihubungi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Soppeng Afdal SAg MM via telpon (sedang berada dimakassar). Terkait adanya penulisan Soppeng menjadi (Sope-Sope) dan gambar kepala kalong bermoncong putih di tambah lagi dengan tulisan aksara bugis SO terpisah dengan PE sehingga kalangan pembaca menyebutnya Sope- sope dalam artian bahasa Indonesia “ Robek-robek” .
Afdal menjelaskan, sebelum mencetak baju tersebut kepada teman teman di kemenag saya diskusikan soal desainnya antara lain soal warnanya juga.
Terkait, soal kata SOPPENG dalam bahasa lontara hal itu sudah benar menurut teman teman setelah diskusi ulang sebab tidak ada ejaan NG dalam kamus lontara,soal tulisan SO dan PENG berpisah dalam desain baju jadi kami kira sekali lagi ini penafsiran kami soal tulisan mengikuti gaya seni dan sama sekali tidak ada maksud merusak apa yang sudah diyakini selama ini di kab soppeng terlebih teman yang tiada lain masyarakat soppeng juga yang mendesain baju tersebut, tandas Afdal (tim)
Baju batik persatuan Kemenag Soppeng yang didesain oleh tim (red), yang dipakai oleh ratusan kalangan ASN dan honorer Kementerian Agama Soppeng tersebut bertuliskan lontara bugis jika dibaca bermakna "Sope-Sope" artinya bukan nama Soppeng tapi maknanya Sope (Robek).
Terkait penulisan Soppeng jadi (Sope-Sope) menuai keritikan tegas dari Anwar Paturusi Ketua LSM Sidik Soppeng dia menilai tulisan " Sope-Sope" tersebut telah melukai masyarakat Soppeng, seharusnya sebelum dicetak ditanyakan dulu ke para ahli sastra bugis yang memahami lontara bugis terkhusus Soppeng, jelas dia.
Anwar menambahkan, Soppeng ini adalah tanah kelahiran kita yang kita cintai, kita tidak mau kata Soppeng di artikan Sope-Sope (Sobek) soal kata SOPPENG dalam bahasa lontara memang tidak ada ejaan NG dalam kamus lontara, soal tulisan SO dan PE berpisah, kan bisa diubah jadi kata lain misalnya Yasisoppengi, jangan paksakan penulisan Sope-Sope, terang dia.
Yang jelas penulisan kata " Sope-Sope (Soppeng) telah melukai kami selaku warga Soppeng dan kami akan mengambil langkah berikutnya terkait penulisan ini, sambung Anwar.
Anwar Paturusi juga akan ke kantor Kemenag di Makassar membahas terkait beredarnya baju batik seragam ASN dan Sukarela kementerian agama Soppeng yang bertuliskan Soppeng jadi Sope-Sope (Robek), tukas dia
Ditambahkan, oleh keterangan Ahli Dr. Karim menangapi Tulisan Sope, mengatakan memang penulisan nama daerah perlu kehati-hatian karna ini menyangkut simbol nama daerah, apa lagi tulisannya berjarak, mungkin niatnya untuk seni, namun masyarakat bisa menafsirkan lain, kata Dr. Karim
Dihubungi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Soppeng Afdal SAg MM via telpon (sedang berada dimakassar). Terkait adanya penulisan Soppeng menjadi (Sope-Sope) dan gambar kepala kalong bermoncong putih di tambah lagi dengan tulisan aksara bugis SO terpisah dengan PE sehingga kalangan pembaca menyebutnya Sope- sope dalam artian bahasa Indonesia “ Robek-robek” .
Afdal menjelaskan, sebelum mencetak baju tersebut kepada teman teman di kemenag saya diskusikan soal desainnya antara lain soal warnanya juga.
Terkait, soal kata SOPPENG dalam bahasa lontara hal itu sudah benar menurut teman teman setelah diskusi ulang sebab tidak ada ejaan NG dalam kamus lontara,soal tulisan SO dan PENG berpisah dalam desain baju jadi kami kira sekali lagi ini penafsiran kami soal tulisan mengikuti gaya seni dan sama sekali tidak ada maksud merusak apa yang sudah diyakini selama ini di kab soppeng terlebih teman yang tiada lain masyarakat soppeng juga yang mendesain baju tersebut, tandas Afdal (tim)