Oleh : Paradisa Azzahra
Paradisa Azzahra
Prodi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Email Heyyzahparadisaa@gmail.com
Remaja merupakan kelompok individu yang sedang berada di masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan social–emosional (Santrock: 2003). Pembagian rentang usia remaja sendiri terbagi menjadi 3 a.l : masa remaja awal (usia 12 — 15 tahun), masa remaja madya/pertengahan (15 – 18 tahun), dan masa remaja akhir ( 18 – 21 tahun) menurut Karlina ( 2020). Pada rentang usia remaja, mereka berada pada masa yang sangat produktif dalam belajar baik di institusi pendidikan maupun belajar sebagai bagian dari sebuah community/masyarakat. Oleh karena itu, remaja selayaknya harus berada dalam kondisi fisik maupun mental yang sangat mendukung keberhasilan proses kegiatan belajar tersebut.
Kondisi fisik remaja yang sehat akan menunjukkan ciri – ciri berikut. Peertama, aktif melakukan kegiatan fisik. Kedua, Memiliki pertumbuhan yang baik. Ketiga, Memiliki tampilan fisik yang baik,keempat,Kualitas tidur Tidur yang cukup dapat memengaruhi suasana hati dan kewarasan mental,kelima Memiliki rasa peracaya diri kondisi fisik yang baik dapat meningkatkan rasa percaya diri yang tinggi pada remaja.
Keberhasilan proses kegiatan belajar pada siswa juga sangat dipengaruhi oleh kondisi mental (psikis) yang sehat pada remaja itu sendiri. Ciri – ciri kondisi mental, yaitu Emosi stabil, Ceria dan percaya, Mudah bergaul, Mudah berkonsentrasi dalam belajar, dan Tidak mengalami gangguan tidur (memiliki waktu istirahat yang cukup).
Namun,Kesehatan mental dipengaruhi oleh banyak faktor,termasuk faktor genetik,lingkungan sekitar,serta dukungan dari keluarga dan teman.
Kesehatan mental (mental health) pada remaja memang sangat penting bagi kehidupan mereka terutama menyangkut lancarnya proses belajar terutama pada institusi pendidikan. Kesehatan mental merupakan kondisi yang berkaitan dengan sikap, kepribadian, perkembangan, kemampuan akademis, cara pandang terhadap diri sendiri dan lingkungan, serta kemampuannnya menghadapi tekanan dan tantangan dalam belajar dan kehidupan mereka (dr. Diana Putri, 2022).
Remaja yang berada dalam kondisi kesehatan mental yang positif tentu saja akan sangat mendukung keberhasilan mereka dalam proses pembelajaran akademis. Mereka akan merasa nyaman dan bersemangat terlibat dalm proses pembelajaran.
Remaja yang sedang menempuh proses pendidikan di sebuah institusi, tentu sangat membutuhkan adanya cinta dan dukungan serta hubungan yang kuat dari orang – orang terdekatnya atau dengan kata lain, mereka harus memiliki support system yang baik yang bertujuan mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis, kompetensi, ketahanan manusia, serta terciptanya kondisi dan lingkungan hidup yang mendukung (WHO, 2002).
Ketika remaja dalam proses kegiatan belajarnya mulai merasa mendapatkan adanya tekanan atau beban yang dirasa berat, mereka perlu diberi ruang dan kesempatan untuk mengutarakan apa yang sedang mereka hadapi terutama oleh orang tua atau orang-orang terdekat dilingkungannya. Memberi tahu bahwa orang dewasa pun memiliki masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri, akan mendorong remaja menjadi lebih terbuka untuk mengkomunikasikan hal – hal sulit yang mereka hadapi selama masa studi sehingga diharapkan mereka akan memiliki partner yang tepat dalam membantu menyelesaikan permasalahan mereka dan menemukan solusinya. Dalam hal ini, remaja tidak akan merasa kesepian dan tidak merasa sendirian dalam menhadapi masa-masa sulit tersebut. Mereka pun cenderung memiliki perasaan yang lebih bahagia dan lebih positif tentang diri mereka sendiri’
Apabila remaja mampu menemukan situasi yang nyaman dalam kehidupan social maupun dalam kegiatan belajarnya, mereka akan lebih mudah memiliki semangat untuk bangkit kembali dari kekesalan ataupun kekecewaan yang mungkin mereka hadapi dalam kehidupan sehari harinya. Selain itu, kondisi remaja yang memiliki hubungan yang sehat antara keluarga dan teman – temannya, akan mendatangkan perasaaan nyaman dalam beraktivitas bersama komunitasnya. Hal ini tentu saja mendorong remaja senantiasa mampu melakukan aktivitas fisik yang positif seperti belajar dan menyelesaikan tugas – tugas sebagai pelajar maupun mahasiswa dengan baik. Kondisi kesehatan mental seperti inilah yang nantinya akan mendorong para remaja untuk mampu memiliki rasa pencapaian yang positif terhadap sesuatu dan memiliki perasaan bahwa mereka adalah individu – individu yan memiliki peran dan berkontribusi aktif dalam komunitasnya.
Jika para remaja memiliki kondisi kesehatan mental positif, niscaya mereka akan merasa menjadi lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran akademis baik disekolah ataupun di universitas. Mereka pun akan merasa lebih nyaman sehingga memiliki ketahanan fisik maupun mental ketika pada saatnya mereka menemukan masalah -masalah atau tekanan dalam proses keiatan belajarnya teersebut. Situasi inipun akan sanat mendukun remaja untuk bisa memiliki peluang untuk menjadi berprestasi dalam bidang – bidang akademis yan mereka tekuni.
Pada akhirnya, remaja memerlukan peran banyak pihak terutama para orangtua dan teman-teman atau orang – orang terdekat untuk bisa mewujudkan suatu kondisi kesehatan mental yang positif yang bisa mendukung mereka mampu mengikuti proses pembelajaran akademis dan mendorong mereka berprestasi secara nyata.
Pengaruh psikologi terhadap kualitas pembelajaran.
Kehatan memntal memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas Pendidikan seseorang.Ketika seseorang mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan,depresi atau stress yang berlebihan dapat memengaruhi kemampuannya untuk belajar dengan baik.
Dampak negatif Kesehatan mental terhadap Pendidikan
Konstrasasi buruk
Gangguan jiwa dapat mengganggu kemampuan konstrasi pada pembelajaran.
Motivasi rendah
Penderita gangguan kesehtan mental seringkali mengalami penurunan motivasi sehingga dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar.
Gangguan tidur
Kesehahtan mental dikaitkan dengan masalah tidur,seperti insomnia.Kurang tidur dapat memengaruhi kualitas belajar dan daya ingat.
Produksi rendah
Semangat kerja buruk dapat menurunkan produkvitas dan prestasi akademik sehingga menyebabkan hasil yang kurang optimal.